Muara Badak – Setelah lebih dari empat bulan kehilangan mata pencaharian akibat kematian massal kerang dara, Nelayan Muara Badak kembali menggelar aksi unjuk rasa. Aksi ini dilakukan untuk menuntut transparansi hasil uji laboratorium terkait dugaan pencemaran limbah serta menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka alami.
Sebelumnya, perwakilan nelayan telah menyerahkan surat pemberitahuan aksi kepada Kapolsek Muara Badak. Dalam surat tersebut, mereka menyatakan akan turun ke jalan pada Rabu (27/03/2025) untuk mendesak pemerintah mengambil tindakan nyata dalam menyelesaikan persoalan ini.
Kemarahan Nelayan Muara Badak : Kenapa Hasil Uji Lab Ditutup-Tutupi?
Sejak Desember 2024, para nelayan menghadapi tragedi besar. Kematian massal kerang dara menghancurkan penghidupan mereka, diduga akibat limbah industri yang mencemari perairan. Namun, meskipun uji laboratorium telah dilakukan oleh Universitas Mulawarman, hasilnya belum juga diumumkan.
Situasi ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan nelayan. Mengapa hasil uji lab seolah ditutup-tutupi? Apakah ada kepentingan tertentu di balik keterlambatan ini?
“Kami sudah cukup bersabar! Seharusnya hasil uji lab keluar dua minggu lalu, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Kenapa pemerintah dan pihak terkait diam saja? Kami butuh kepastian agar tahu apa yang sebenarnya terjadi di perairan kami,” ujar Yusuf, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi.
Tuntutan Tegas : Ganti Rugi dan Revitalisasi Perairan
Dalam aksi kali ini, para nelayan menyampaikan lima tuntutan utama:
-
Ganti rugi atas kerugian ekonomi akibat matinya kerang dara.
-
Revitalisasi perairan Muara Badak, agar bisa kembali layak untuk budidaya.
-
Kejelasan hasil uji lab, tanpa ada lagi penundaan atau informasi yang ditutup-tutupi.
-
Keadilan bagi nelayan, agar semua pihak yang terlibat bertindak transparan dan objektif.
-
Penghentian intimidasi, terhadap nelayan yang sebelumnya mengalami tindakan represif saat melakukan aksi protes.
“Kami tidak meminta sesuatu yang berlebihan, kami hanya ingin hak kami sebagai nelayan dikembalikan. Kami ingin pemerintah mendengar dan bertindak, bukan hanya diam seolah-olah masalah ini tidak ada,” tegas Yusuf.
Aksi Damai, Harapan Akan Perubahan
Para nelayan berharap aksi ini tidak lagi diwarnai kekerasan seperti yang terjadi dalam unjuk rasa sebelumnya. Mereka mendesak pemerintah, khususnya Camat Muara Badak dan pihak berwenang lainnya, untuk segera mengambil langkah nyata.
Masyarakat kini menanti, apakah pemerintah akan bertindak adil? Ataukah Nelayan Muara Badak harus terus berjuang demi hak mereka?








![Kepala Lapas Kelas IIA Tenggarong Suparman menyampaikan remisi dasawarsa kepada WBP pada HUT ke-80 RI[Foto: Dilla/Mediaetam.com]](https://mediabadak.com/wp-content/uploads/2025/08/remisi-dasawarsa-lapas-tenggarong-suparman-360x180.jpg)


























